PROGRAM “AJO PIAMAN” ANULIR RENDAHNYA LITERASI PEMILIH PEMILU
|
Rabu, 29 Juni 2022. Departemen Sosiologi Politik Universitas Negeri Padang menggelar acara Seminar Hasil Project Based Learning Sosiologi Politik yang melibatkan Penyelenggara Pemilu Kabupaten Kota se Sumatera Barat. Kegiatan ini merupakan Kerjasama antara Departemen Sosiologi Politik UNP dengan Bawaslu dan KPU Sumatera Barat.
Dalam kegiatan tersebut dipaparkan tentang sejauh mana pemahaman masyarakat di beberapa nagari di sumatera Barat terkait literasi masyarakat tentang kepemiluan. Peneliti memberikan beberapa pertanyaan seputar kepemiluan, apa tujuan pemilu, pendapat masyarakat terkait jabatan presiden 3 periode, tanggapan rakyat terhadap pemilu, pengetahuan terkait KPU dan Bawaslu, kinerja, serta sumber informasi kepemiluan.
Dalam acara tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Sumatera Barat masih memiliki literasi yang rendah terkait kepemiluan. Masyarakat yang notabene merupakan objek pelaku dalam kepemiluan yang dilangsungkan sekali lima tahun masih belum mengerti dengan baik tentang maksud dan tujuan diselenggarakannya Pemilu, belum mengenal dengan baik kandidat yang akan dipilih, kurang memahami penyelenggara Pemilu serta fungsi dan tugas penyelenggara pemilu itu sendiri. Sebagai objek penelitian tersebut adalah generasi Y, (pemilih yang berusia 17 hingga 30 tahun) serta generasi Z (pemilih yang berusia 31 hingga 50 tahun).
Ada 2 (dua) masalah krusial yang penting jadi catatan bagi penyelenggara Pemilu khususnya Bawaslu sebagai pengawas pemilu maupun pemilihan tahun 2024 mendatang. Adapun masalah dimaksud adalah ;
1. Rendahnya pemahaman masyarakat terkait Kepemiluan
2. Kecendrungan masyarakat menggunakan media sosial sebagai sumber informasi (facebook, Instagram, dan tiktok) terutama kalangan milenial.
Solusi Permasalahan
Menyikapi rendahnya literasi masyarakat terkait kepemiluan Bawaslu Padang Pariaman sebenarnya sudah lebih dahulu merancang kegiatan yang diberi tajuk “ajo piaman”, singkatan dari Ayo Wujudkan Pengawasan Idaman. Program ini merupakan kegiatan pengembangan pengawasan partisipatif yang berbasis akar rumput, dimana Bawaslu mengadakan kegiatan sosialisasi dan diskusi Bersama masyarakat di “lapau” / warung yang ada di nagari – nagari yang mewakili setiap daerah pemilihan di Kabupaten Padang Pariaman.
Diskusi ini sudah mulai dilakukan pada bulan Maret 2022 kemaren yang melibatkan sekitar 40 (empat puluh) orang warga masyarakat Sunua, Kecamatan Nan Sabaris. Dalam kegiatan tersebut Bawaslu mengundang perangkat nagari, tokoh masyarakat, dan pemuda setempat. Kegiatan dimaksud mendapat apresiasi masyarakat karena mereka mengakui bahwa selama ini mereka kurang mendapat informasi terkait kepemiluan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mahasiswa UNP jurusan sosialogi politik tersebut memang berkorelasi positif antara hasil penelitian dengan kegiatan ajo piaman yang dicanangkan oleh Bawaslu Padang Pariaman. Dengan demikian, diharapkan Program ajo piaman ini mampu menganulir terkait rendahnya literasi pemilih tentang Kepemiluan, apalagi pemilu serentak 2024 nanti.
Dalam sosialisasi kegiatan ataupun informasi kepemiluan Bawaslu Padang Pariaman secara massif dan berkelanjutan menggunakan media sosial facebook dan instragram untuk menjangkau kawula muda yang notabene menjadi pemilu pemula dalam Pemilu 14 Februari 2024 dan Pemilihan 27 November 2024 nanti. Penggunaan media sosial di era sekarang diakui memang menjadi sarana yang sangat efektif sebagai media informasi bukan hanya bagi pemilih pemula, bahwa pemilih yang berusia diatas 30 tahun hingga 50 tahun juga gandrung dalam menggunakan media sosial seperti ; facebook, Instagram, dan tiktok.
Disamping media sosial Bawaslu Padang Pariaman juga memiliki website resmi Lembaga dan JDIH (Jaringan Data dan Informasi Hukum) sebagai sarana mendapatkan informasi terkait pengawasan pemilu, aturan hukum, dan berbagai hal dalam Lembaga Bawaslu Padang Pariaman.
Kesimpulan
Untuk meningkatkan literasi pemilih pada Pemilu dan Pemilihan 2024 nanti diperlukan program yang menyentuh kalangan masyarakat bawah (akar rumput/grass root), demikian pula halnya dengan media yang digunakan terutama media sosial terus digalakkan secara terstruktur, sistematis, dan massif.
Dengan meningkatnya literasi pemilih pada pemilu dan pemilihan 2024 masyarakat semakin paham terkait kepemiluan, sehingga mampu memberikan hak pilihnya secara tepat untuk menghasilkan kualitas pemilu yang lebih baik dari pemilu – pemilu sebelumnya.